Ikan Gabus
termasuk kedalam hewan karnivora yang hidup didasar perairan, cenderung hidup
dirawa, sungai dan perairan keruh. Saanin (1976) mengklasifikasikan ikan Gabus
sebagai berikut: Kelas Pisces, Ordo Teleostei, Famili Ophiochephalidae, Spesies
(Channa striata).
Ikan Gabus mempunyai bentuk tubuh agak
bulat, panjang dan makin ke ekor makin gepeng. Bagian punggungnya cembung
sedangkan bagian ventralnya rata. Sirip punggung mempunyai jari-jari lemah
lebih panjang dan lebih lebar dari dubur dengan 38-47 jari-jari lemah.
Sedangkan linealiteralisnya sempurna dengan 52-57 sisik dan ikan ini mempunyai
panjang sampai 100cm (Djuhanda, 1981).
Komposisi kimia dari ikan gabus menurut
Sayuti dalam Rizki (2005) adalah
kadar air sebanyak 75,01%, protein 17,06%, lemak 0,44% dan abu 1,43%. Sugito
dan Hayati (2006), menambahkan ikan gabus mempunyai kandungan protein yang
tinggi (17%), kandungan lemak yang rendah (1%) dan memiliki daging yang putih.
Menurut Suprayitno (2003), masyarakat
sampai sekarang sangat sedikit yang mengenal manfaat ikan gabus ini. Padahal,
ikan gabus ini masih mudah ditemukan di pasar-pasar tradisional, bahkan
pasar-pasar modern dalam bentuk segar maupun kering alias ikan gabus asin. Sayangnya,
belum banyak orang yang menjadikan ikan gabus sebagai lauk favorit. Padahal,
selain rasanya yang lezat, ikan gabus juga memiliki manfaat yang sangat besar
untuk kesehatan.
Ikan gabus sangat kaya akan
albumin, yaitu salah satu jenis protein penting. Albumin merupakan jenis protein
terbanyak di dalam plasma yang mencapai kadar 60 persen (http://www.fishyforum.com., 2010). Menurut Astuti (2008), albumin berada di dalam darah untuk
meningkatkan daya tahan tubuh, mengatur keseimbangan air dalam sel,
mengeluarkan produk buangan, dan memberi gizi pada sel untuk pembentukan
jaringan sel baru sehingga mempercepat pemulihan jaringan sel tubuh yang
terbelah pasca operasi atau pembedahan dan luka.
Albumin diperlukan tubuh
manusia setiap hari, terutama dalam proses penyembuhan luka-luka. Pemberian
daging ikan gabus atau ekstrak proteinnya telah dicobakan untuk meningkatkan
kadar albumin dalam darah dan membantu penyembuhan beragam penyakit, dari kekurangan
gizi, diabetes, autis, hingga HIV-AIDS (http://www.wikipedia.com., 2007)
.
DAFTAR PUSTAKA
Adawyah, R. Djuhanda, T., 1981. Dunia Ikan. Amico. Bandung. 191 hal
Astuti, 2008. Ikan Gabus dan Albumin. Http://Www.Fajarqimi.Com/Kaltim-Post.
(Diakses, 20 Oktober 2010)
Saanin,
H. 1976. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan Bagian 1. Bina Cipta. Bandung. 520 hal.
Suprayitno,
Eddy, 2003. Potensi Serum Albumin dari Ikan Gabus. http://www.gatra.com/artikel.php. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2010.
Rizki, B.,
2005. Pengaruh Metode Pengasapan Terhadap Mutu Abon Ikan Gabus (Channa striata) Asap selama Penyimpanan.
Skripsi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Pekanbaru : Universitas Riau 64 (4) hal.
Sugito dan Hayati.
2006. Penambahan Daging Ikan Gabus dan Aplikasi Pembekuan pada pembuatan Pempek
Gluten. Jurnal Fakultas Pertanian. Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan.
http://www.fishyforum.com. 2010.
http://www.wikipedia.com. 2007.