Berusahalah Memahami Apa Yang Dimaksud (kan) Bukan Apa Yang Diucap (kan)

ikan

Kamis, 17 April 2014

wuzzzzzzzzzzzzzzzzzzz

eits.... dah lama gak nulis blog, oke mari kita mulai kembali hal lama yang sudah tidak kita lakukan,,,,

nulis apa ya?? yah sambil mengalir seperti air aja...

Senin, 13 Mei 2013

Sifat Fisik dan Kimia Daging Ikan (1)



Sifat fisik dan Kimiawi

Daging ikan dikategorikan sebagai white meat (daging putih). Daging ikan merupakan salah satu produk pangan hewani yang berkontribusi penting sebagai sumber protein. Protein pada daging ikan dapat dibagi dalam 3 kelompok, yaitu :
1.     Protein structural, yaitu aktin, myosin,tropormiosin dan aktomiosin, yang berkontribusi 70-80 % dari total kandungan protein. Protein structural bersifat larut dalam garam yang berkekuatan ion tinggi.
2.     Protein sarkoplasma, yaitu mioalbumin, globulin dan enzim, yang bersifat larut dalam larutan garam yang berkekuatan ion rendah. Protein sarkoplasma berkontribusi 25-30 % dari total protein.
3.     Protein jaringan ikat (kolagen)
Protein ikan mengandung semua asam amino esensial (penting), seperti halnya produk susu, telur dan daging yang memiliki gizi yang sangat tinggi.

Tabel Kandungan Asam Amino Esensial pada Daging Ikan.
ASAM AMINO
IKAN
SUSU
DAGING SAPI
TELUR
Lysine
8.8
8.1
9.3
6.8
Tryptophan
1.0
1.6
1.1
1.9
Histidine
2.0
2.6
3.8
2.2
Phenylalanine
3.9
5.3
4.5
5.4
Leucine
8.4
10.2
8.2
8.4
Isoleucine
6.0
7.2
5.2
7.1
Threonine
4.6
4.4
4.2
5.5
Methionine – cystine
4.0
4.3
2.9
3.3
Valine
6.0
7.6
5.0
8.1
(sumber : Braekkan, 1976;Moustgard, 1957)

Lemak pada daging ikan berbeda dengan lemak daging kelompok ruminantia. Perbedaan utamanya adalah lemak ikan mengandung lebih dari 40 % asam lemak rantai panjang yang tak jenuh, sedangkan lemah hewan ruminantia umumnya mengandung asam lemak jenuh. Kandungan asam lemak tidak jenuhpada lemak ikan air tawar (± 70%) sedikit lebih rendah dari ikan laut (± 80%).

Lemak ikan mengandung asam lemak tak jenuh, yaitu asam linoleat (18:303), EicosaPentaenoic Acid (20:503) (EPA) dan docosaHeksaenoic acid (22:603) (DHA). Hasil penelitian mengungkapkan bahwa ditemukan konsentrasi asam lemak tak jenuh, yaitu EicosaPentaenoic yang tinggi pada diet komunitas Eskimo dan tercatat pada komunitas Eskimo tidak ada yang menderita arteriosclerosis (penyumbatan pembuluh dara oleh lemak).

Kandungan karbohidrat dalam daging ikan sangat rendah, (< 0,5%), dan dalam bentuk gula otot (glikogen).
Daging Ikan merupakan sumber vitamin B dan daging ikan yang berlemak mengandung vitamin A dan D. Daging ikan juga merupakan sumber penting mineral Kalsium dan Fosfor, juga mineral Besi, Tembaga dan Selenium. Daging ikan laut juga mengandung mineral Yodium.


Tabel Vitamin Pada Daging Ikan
Ikan
Vit A (IU/g)
Vit D (IU/g)
B1 (thiamine) (µ/g)
B2 (riboflavin) (µ/g)
Niacin (µ/g)
Pantothenic (µ/g)
B6 (µ/g)
Fillet Gindara
0-50
0
0,7
0,8
20
1,7
1,7
Minyak Hati Gindara
200-10000
20-300
-
3,4ª
15ª
4,3ª
-
ª Hati ikan gindara utuh
(Sumber : Murray and Burt, 1969)

Tabel Kandungan Mineral Pada Daging Ikan
Mineral
Nilai Rata-Rata (mg/100g)
Kisaran (mg/100g)
Sodium
72
30 – 134
Kalium
278
19 – 502
Kalsium
79
19 – 881
Mangan
38
4,5 – 452
Fosfor
190
68 – 550
(Sumber : Murray and Burt, 1969)


Daftar Pustaka
Bahar, B. 2006. Panduan Praktis Memilih Dan Menangani Produk Perikanan. Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama.

Sabtu, 23 Juni 2012

Hmmmmmmmmmmmmmm

Eitsssssssssssssssssss, Dah lama gak curhat??? Masih ingat tentang Korok Bood Eizah?? Ha.ha.ha.ha ........... Pa ya? ah cuma pingin bilang ja, ketika orang itu tidak menyukai sesuatu, jangan perna tanyakan hal itu dengannya!!!! So gak ada perubahan sama dia, yang penting aku udah ungkapkan dan aku harus melupakannya, karena adalah hal sia sia atau percuma mencintai dan peduli dengan orang yang mungkin, bahkan tidak merasakan apa yang kita rasakan.
Good Bye My Dream........................................................

Rabu, 30 Mei 2012

Klasifikasi dan Deskripsi Ikan Gabus (Channa striata)

Ikan Gabus termasuk kedalam hewan karnivora yang hidup didasar perairan, cenderung hidup dirawa, sungai dan perairan keruh. Saanin (1976) mengklasifikasikan ikan Gabus sebagai berikut: Kelas Pisces, Ordo Teleostei, Famili Ophiochephalidae, Spesies (Channa striata).
Ikan Gabus mempunyai bentuk tubuh agak bulat, panjang dan makin ke ekor makin gepeng. Bagian punggungnya cembung sedangkan bagian ventralnya rata. Sirip punggung mempunyai jari-jari lemah lebih panjang dan lebih lebar dari dubur dengan 38-47 jari-jari lemah. Sedangkan linealiteralisnya sempurna dengan 52-57 sisik dan ikan ini mempunyai panjang sampai 100cm (Djuhanda, 1981).
Komposisi kimia dari ikan gabus menurut Sayuti dalam Rizki (2005) adalah kadar air sebanyak 75,01%, protein 17,06%, lemak 0,44% dan abu 1,43%. Sugito dan Hayati (2006), menambahkan ikan gabus mempunyai kandungan protein yang tinggi (17%), kandungan lemak yang rendah (1%) dan memiliki daging yang putih.
Menurut Suprayitno (2003), masyarakat sampai sekarang sangat sedikit yang mengenal manfaat ikan gabus ini. Padahal, ikan gabus ini masih mudah ditemukan di pasar-pasar tradisional, bahkan pasar-pasar modern dalam bentuk segar maupun kering alias ikan gabus asin. Sayangnya, belum banyak orang yang menjadikan ikan gabus sebagai lauk favorit. Padahal, selain rasanya yang lezat, ikan gabus juga memiliki manfaat yang sangat besar untuk kesehatan.
Ikan gabus sangat kaya akan albumin, yaitu salah satu jenis protein penting. Albumin merupakan jenis protein terbanyak di dalam plasma yang mencapai kadar 60 persen (http://www.fishyforum.com., 2010). Menurut Astuti (2008), albumin berada di dalam darah untuk meningkatkan daya tahan tubuh, mengatur keseimbangan air dalam sel, mengeluarkan produk buangan, dan memberi gizi pada sel untuk pembentukan jaringan sel baru sehingga mempercepat pemulihan jaringan sel tubuh yang terbelah pasca operasi atau pembedahan dan luka.
Albumin diperlukan tubuh manusia setiap hari, terutama dalam proses penyembuhan luka-luka. Pemberian daging ikan gabus atau ekstrak proteinnya telah dicobakan untuk meningkatkan kadar albumin dalam darah dan membantu penyembuhan beragam penyakit, dari kekurangan gizi, diabetes, autis, hingga HIV-AIDS (http://www.wikipedia.com., 2007)
.
DAFTAR PUSTAKA

Adawyah, R. Djuhanda, T., 1981. Dunia Ikan. Amico. Bandung. 191 hal
Astuti, 2008. Ikan Gabus dan Albumin. Http://Www.Fajarqimi.Com/Kaltim-Post. (Diakses, 20 Oktober 2010)
Saanin, H. 1976. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan Bagian 1. Bina Cipta. Bandung. 520 hal.
Suprayitno, Eddy, 2003. Potensi Serum Albumin dari Ikan Gabus. http://www.gatra.com/artikel.php. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2010.
Rizki, B., 2005. Pengaruh Metode Pengasapan Terhadap Mutu Abon Ikan Gabus (Channa striata) Asap selama Penyimpanan. Skripsi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Pekanbaru : Universitas Riau 64 (4) hal.
Sugito dan Hayati. 2006. Penambahan Daging Ikan Gabus dan Aplikasi Pembekuan pada pembuatan Pempek Gluten. Jurnal Fakultas Pertanian. Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan.
http://www.wikipedia.com. 2007.